Minggu, 07 Juli 2013

Ancaman Plastik Dan Air Panas

Ancaman Plastik Dan Air Panas

Susu dan Bayi 

Seringkali kita mendengar istilah plastik membuat kita ketergantungan. Hal tersebut tidak lain karena kita sering sekali menggunakan plastic dan bahkan tidak bisa terlepas dari plastik. Wadah minuman, makanan, tas belanja, dll , semuanya dominan terbuat dari plastik. Kita cenderung berfikir instan dan awet, jika menggunakan botol minum yang terbuat dari kaca pasti kita akan merasa kesulitan karena berat wadah dan resiko botol yang bisa pecah dan membahayakan diri kita sendiri.
Dalam wadah plastik terdapat suatu bahan yang disebut BPA (Bisphenol A). BPA adalah salah satu dari sekian banyak senyawa kimia yang diciptakan manusia dan memiliki klasifikasi penghambat endokrin. BPA yang terkandung dalam botol plastic bukan hanya karena umur botol tersebut, tetapi ada hal yang terkadang kita lupa yaitu suhu cairan yang dimasukkan dalam botol plastic tersebut.
Apa pengaruh air panas terhadap BPA?
BPA yang terkandung dalam botol plastic akan larut dan terbawa ketika botol tersebut diisi air panas. Konsentrasi BPA yang tinggi ditemukan ketika pengujian dilakukan menggunakan botol sama namun menggunakan air panas mendidih dan terdedah pada waktu yang relatif singkat. “Dibandingkan dengan laju pelepasan dari botol yang sama, maka pelepasan BPA pada matriks air panas mendidih meningkat sebesar 15 hingga 55 kali lebih cepat,” jelas Belcher. Sebelum terdedah oleh air panas mendidih, laju pelepasan BPA pada botol-botol ini memiliki rentang antara 0.2 hingga 0.8 nanogram per jam. Namun setelah diisi dengan air panas mendidih, laju ini meningkat menjadi 8 hingga 32 nanogram per jam.
Negara-negara Eropa sangatlah ketat dalam pengawasan obat dan makanan, terutama yang berhubungan dengan makanan dan minumana bayi. Saat ini, botol susu untuk bayi sangatlah banyak dan paling banyak terbuat dari polycarbonate. Beberapa ahli mengatakan bahwa polycarbonate aman untuk digunakan namun ada beberapa peneliti yang mengatakan bahwa ada kemungkinan kalau polycarbonate larut dan ikut ketika dicuci atau bersinggungan dengan air panas.
BpA memiliki efek yang merugikan bagi kesehatan, bahkan dalam dosis yang kecil. Para peneliti menemukan pada binatang bahwa BpA dapat menyebabkan kanker prostat, kanker payudara, pubertas lebih awal, obesitas, diabetes, perubahan dalam sistem imun, mengganggu pengaturan hormon tiroid, dan masih banyak lagi. Hal tersebut tentunya sangat meresahkan. Oleh karena itu banyak Negara di dunia yang menaruh perhatian serius pada masalah ini, karena hal tersebut menyangkut kesehatan para bayi yang banyak menggunakan produk yang mengandung BpA. Salah satunya adalah Kanada yang pada April 2008 lalu sudah menetapkan peraturan mengenai dilarangnya penggunaan BpA pada produk bayi.
Cara yang paling mudah mencegah terjadinya paparan BPA adalah mengganti botol susu bayi dengan botol yang tidak mengandung Polycarbonate. Biasanya ada lambing angka 5 pada segitiga daur ulang yang terdapat pada bagian bawah botol. Memanaskan botol dengan air mendidih secara langsung harus dihindari karena memungkinkan BPA lepas dalam jumlah yang banyak dan masuk dalam tubuh bayi.

Sumber

About Orb

Orbs
Sering kita jumpai bulatan-bulatan putih pada foto yang dicetak. Mungkin kita berfikir bahwa itu adalah karena kamera yang kurang bagus atau cahaya yang kurang. Tapi bagaimana bila dua tempat yang berbeda dengan kamera yang sama dan intensitas cahaya yang sama namun hasil foto yang berbeda????
Kemunculan orbs ini nggak dianggap sepele, menurut Gary Schwartz dan Katherine Creath dari Optical Sciences Center University of Arizona, AS tahun 2005 dari seribu foto yg dihasilkan oleh lima kamera yg ditempatkan dalam kondisi berbeda, sekitar 200 foto di antaranya mengandung orbs.
Kalau dilihat dari kaca mata ilmiah, orbs berasal dari pertikel debu, uap, dan tetesan air yg nggak sengaja tertangkao kamera. Terutama kalau kita memakai sinar flash saat memotret. Apalagi, debu, tetesan hujan dsb seringkali berbentuk seperti lingkaran.
Menurut Mark kimura, Ph.D, peneliti dari Paranormal Research Investigation, ciri-ciri lain dari jenis orbs bisa terlihat waktu kita menggunakan sinar flash saat memotret. Sinarnya akan semakin terang lalu dipantulkan oleh debu dan kawan2 tadi sehingga membentuk orbs. Diameternya relatif kecil yaitu sekitar 2- 20 mm. Orbs sejenis ini juga punya karakteristik yg cukup menonjol, yaitu ada pola melingkar di tengahnya. Kalau dilihat sepintas sih, mirip seperti tubuh mahkluk bersel satu yg kita lihat lewat mikroskop
Dari hasil penelitiannya tadi mark juga menemukan bahwa nggak semua orbs berasal dari partikel halus. Ada beberapa tanda yg bisa kita perhatikan, untuk melihat apakah orbs itu berasal dari debu atau bukan.
Pertama, saat flash tidak dipakai tapi orbs tetap muncul. Kedua orbs yg kita tangkap tidak punya pola melingkar didalamnya. Ketiga warna orbs yang ada di foto kita bermacam-macam, tidak hanya putih.
Penampakan orbs yg satu ini akhirnya membuat peneliti harus bekerja keras lagi untuk mengusut asal-usulnya. Salah satu dari hasil penelitian tetang keanehan ini adalah adanya orbs di foto-foto bawah laut milik joana ocean, seorang ilmuwan yg peduli tentang kehidupan laut. Penemuan ini seakan membantah bahwa orbs berasal dari debu dan partikel halus yg ada di daratan. Karena kondisi daratan dan laut yg cenderung berbeda.
Salah satu penelitian yg cukup fenomenal adalah eksperimen dari Klaus Heinemann, seorang fisikawan yg mendatangi konferensi penyembuhan lewat energi. Saat berada di aula tempat konferensi berlangsung. Dia mengambil beberapa foto. Di dalam foto itu tampak bulatan-bulatan orbs yg melayang di atas kepala para peserta. Penasaran dengan hasil fotonya, dia pun masuk lagi ke dalam aula untuk mencari tahu keanehan tsb dan memotret lagi. Di gambar tsb, orbs tetap muncul, tapi dengan ukuran dan letak yg berbeda dari foto sebelumnya
Menanggapi foto heinemann, seorang pemburu hantu asal Australia sekaligus penulis buku “spirits visit earth: documented and recorded spritual happenings” bernama M.F. Wyatt , menerjemahkan orbs yg ditangkap oleh heinemann sebagai energi spirit atau jiwa. Dan bulatan adalah bentuk yg paling sering ditemukan, karena bentuk ini paling fleksibel dibanding bentuk lainnya.
Untuk mendapatkan orbs dan yakin kalau itu orbs bukan hanya kesalahan maka disarankan menggunakan kamera dengan resolusi minimal 1,3 MP.


Selasa, 02 Juli 2013

INDUSTRI KLOR

Penggunaan Klor pada Industri Hilir

Chlorine
            Klor tergolong dalam grup unsur halogen (pembentuk garam)dan diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering dengan proses elektrolisis. Merupakan gas berwarna kuning kehijauan  dan dapat bersenyawa dengan hampir semua unsur. Pada suhu 10oC, satu volume air dapat melarutkan 3.10 volume klor, sedangkan pada suhu 30oC hanya 1.77 volume.
            Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil pun sudah terklorinasi. Pada air baku, klorin digunakan sebagai penjernih dan anti bakteri khususnya bagi PDAM dan air kolam renang. Namun, penggunaan klorin tetap harus dijaga pada ambang batas teretentu.
            Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antseptik, insektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
            Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan ekstraksi brom.
            Kimia organik sangat membutuhkan klor, baik sebagai zat oksidator maupun sebagai  subtitusi, karena banyak sifat yang sesuai dengan yang diharapkan dalam senyawa organik ketika klor mensubtitusi hidrogen, seperti dalam salah satu bentuk karet sintetis.
            Klor juga berfungsi pada pembuatan soda kaustik (NaOH) dengan proses elektrolisa garam(NaCl) menjadi gas klorin(Cl2), gas hidrogen(H2) dan NaOH. (itu kalau produknya dipisahkan). Kalau produknya dicampur saja maka akan menghasilkan sodium hypochloride atau sodium chlorate.
Di industri klor alkali sendiri ada 3 jenis proses elektrolisa brine (larutan garam):
1. diapragm cell
2. mercury cell
3. membrane cell

Selain itu,  klor digunakan untuk pembuatan pemutih pada pakaian yitu natrium hipoklorit. Natrium hipoklorit pemutih diperkenalkan ke Amerika pada tahun 1909 dan dijual dalam wadah baja, maka dalam botol kaca. Pada awal 1960-an, pengenalan tabung plastik membawa kemasan alternatif lebih murah, ringan, dan nonbreakable. Ini mengurangi biaya transportasi dan melindungi keselamatan pekerja yang terlibat dalam pengiriman dan penanganan. Selain itu, plastik tebal tidak memungkinkan sinar ultraviolet untuk mencapai pemutih, yang meningkatkan stabilitas kimia dan efektivitasnya. Dalam beberapa tahun terakhir, bagaimanapun, wadah plastik telah menjadi keprihatinan lingkungan karena dari waktu yang diperlukan bahan untuk terurai di TPA. Banyak perusahaan yang bergantung pada kemasan plastik, termasuk produsen pemutih, mulai mengurangi jumlah plastik dalam kemasan mereka atau untuk menggunakan plastik daur ulang. Pada awal 1990, Clorox diperkenalkan pasca-konsumen resin (PCR) pada kemasannya. Botol-botol yang lebih baru adalah perpaduan antara perawan high density polyethylene (HDPE) dan plastik daur ulang 25%, terutama dari botol. Industri manufaktur pemutih datang di bawah api selama tahun 1970 ketika masyarakat menjadi khawatir tentang efek bahan kimia rumah tangga terhadap kesehatan pribadi. Dioksin, produk sampingan karsinogenik dari manufaktur kimia, sering ditemukan dalam produk industri digunakan untuk pemutih kertas dan kayu. Dalam bentuk akhirnya botol nya, natrium hipoklorit pemutih umum tidak mengandung dioxin karena klorin harus dalam bentuk gas untuk dioxin ada. Namun, gas klorin dapat terbentuk ketika pemutih datang ke dalam kontak dengan asam, bahan dalam beberapa toilet mangkuk pembersih, dan label pada pemutih mengandung peringatan khusus terhadap kombinasi tersebut.
Klor juga dapat digunakan pada pengolahan limbah sianida misalnya pada industry metal plating. Namun tidak dianjurkan, karena menurut penelitian klor berpotensi menghasilkan trihalometan (THMs) yang bersifat kasinogenik dan mutagenic (Surusi et  al.,  2008).